tirto.id - Di media sosial, sedang ramai istilah "FOMO Konser", hal ini berkaitan dengan beberapa selebgram yang dianggap FOMO konser Blackpink.
Warganet mencibir selebgram yang bukan fans Blackpink atau bukan pendengar Kpop tetapi ikut-ikutan nonton konser, bahkan membeli tiket paling mahal.
Mereka menganggap para selebgram ini FOMO konser. Apa itu FOMO konser dan mengapa FOMO berkaitan dengan media sosial?
FOMO adalah singkatan dari Fear of Missing Out atau rasa takut ketinggalan. Ini adalah respons emosional terhadap ketakutan tidak bisa mengikuti tren atau sesuatu yang sedang berjalan.
FOMO sering menyebabkan perasaan tidak nyaman, ketidakpuasan, depresi dan stres. Maraknya media sosial telah meningkatkan prevalensi FOMO selama beberapa tahun terakhir.
FOMO disebabkan oleh perasaan cemas seputar gagasan bahwa pengalaman menarik atau peluang penting terlewatkan atau diambil.
Menurut Tech Target, FOMO dihasilkan oleh amigdala - bagian otak yang mendeteksi apakah sesuatu merupakan ancaman bagi kelangsungan hidup atau tidak.
Bagian otak ini merasakan kesan ditinggalkan sebagai ancaman, menciptakan stres dan kecemasan. Seseorang akan lebih mungkin mengalami FOMO jika sudah sangat sensitif terhadap ancaman lingkungan.
Ini termasuk orang-orang yang bergumul dengan kecemasan sosial, perilaku obsesif atau kompulsif -- termasuk gangguan obsesif-kompulsif yang didiagnosis -- atau memiliki bentuk trauma emosional di masa lalu.
Ponsel cerdas dan media sosial telah meningkatkan terjadinya FOMO dengan menciptakan situasi di mana pengguna terus-menerus membandingkan kehidupan mereka dengan pengalaman ideal yang mereka lihat diposting secara online.
Aplikasi dan situs web seperti Twitter, Facebook, Instagram, dan Snapchat memudahkan untuk melihat apa yang dilakukan orang lain.
Versi glamor kehidupan mereka yang disiarkan di fitur-fitur seperti Instagram Stories atau wall Facebook mengubah perasaan pengguna tentang apa yang normal dan membuat mereka berpikir bahwa mereka melakukan lebih buruk daripada rekan-rekan mereka.
Orang-orang melihat ke luar pada pengalaman orang lain daripada ke dalam pada hal-hal besar dalam hidup mereka.
Pemasaran FOMO telah muncul sebagai cara untuk membujuk konsumen membeli produk tertentu atau menghadiri acara.
Pemasaran FOMO memicu ketakutan pelanggan akan kehilangan untuk menginspirasi mereka mengambil tindakan. Beberapa strategi pemasaran FOMO meliputi:
Sementara pemasaran FOMO berhasil membuat orang membeli lebih banyak, hal itu berdampak negatif pada konsumen dengan memicu depresi dan kecemasan yang ditimbulkan oleh FOMO.
tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia PutsanraEditor: Addi M Idhom
Yuk, mengenal arti Fomo, Jomo, Fobo, dan Yolo!
Sudah sering mendengar istilah FOMO, JOMO, FOBO, ataupun YOLO? Keempat kata itu merupakan singkatan dari istilah bahasa Inggris yang sering digunakan sebagai bahasa gaul. Paling banyak nih, digunakan oleh generasi milenial dan gen Z.
Lantas, apa sebenarnya arti FOMO, JOMO, FOBO, dan YOLO? Ternyata istilah-istilah itu bukan hanya sebatas bahasa gaul, namun juga berkaitan dengan keadaan psikologis seseorang.
Fokus Pada Diri Sendiri dan Tujuan yang Ingin Diraih
Berfokus pada diri sendiri serta tujuan yang ingin diraih akan membuat Anda on track pada jalur yang benar. Sebab, Anda akan berpikir dua kali untuk membuangkan waktu pada hal yang bersifat sementara dan dapat mengganggu tujuan utama Anda.
Mempengaruhi Kondisi Finansial
FOMO bisa mendorong siapa saja untuk melakukan hal-hal di luar nalar hanya demi memuaskan ego dan melepaskan perasaan tertinggal. Hal inilah yang membuat orang dengan sindrom FOMO akan mengalami kesulitan secara finansial. Sebab, mereka akan rela melakukan apa saja hanya untuk mengikuti tren, tanpa terkecuali merogoh kocek yang cukup banya.
Dari kebiasaan buruk inilah muncul beragam kendala dalam keuangan. Antara lain yaitu sulit menabung, sifat konsumtif, boros, nekat berhutang atau mengandalkan pinjol bahkan yang ilegal sekalipun.
Mengembangkan Hobi dan Menggali Potensi dalam Diri
Dengan berfokus pada hobi dan terus belajar untuk menaikan value yang ada pada diri sendiri akan membawa pengaruh yang baik terhadap diri kita. Kita tidak akan mudah terdistraksi dengan hal ter-uptodate yang memakan banyak waktu kita dan membuat kita tergiur.
Mengenal Apa Itu Fomo
Fear of Missing Out atau lebih sering disingkat menjadi FOMO adalah sebuah istilah sekaligus sindrom yang ramai terjadi di masyarakat. Sesuai dengan namanya, FOMO adalah perasaan takut tertinggal dan umumnya ketakutan ini mengacu pada tren yang tengah booming.
FOMO bisa menyerang siapa saja, lelaki atau perempuan, muda ataupun yang sudah tua. Istilah ini pertama kali dipopulerkan pada tahun 2013 oleh seorang ilmuan bernama Dr. Andrew K. Przybylski. Dari pemaparan nya dapat disimpulkan jika FOMO adalah sebuah sindrom maupun fenomena di mana seseorang percaya jika segala momen berharga yang terjadi pada tidak boleh dilewatkan. Hal ini tentunya membuat siapa saja yang merasakannya tidak tenang dan terus-menerus merasa gelisah bilamana gagal mengikuti apa yang mereka lihat.
FOMO adalah fenomena yang cukup berbahaya dan bisa mengganggu berbagai aspek dalam kehidupan kita. Antara lain yaitu mempengaruhi kondisi finansial, mengancam kesehatan jiwa, serta mempengaruhi hubungan sosial seseorang. Penjelasan lengkapnya sebagai berikut.
Batasi Konsumsi Media Sosial dan Penggunaan Gadget
Semakin sering kita bermain sosial media, semakin bisa kemungkinannya kita keracunan atas apa yang kita lihat. Sebab, akan selalu ada kecenderungan dalam diri kita yang mana tidak pernah merasa puas akan apa yang kita miliki. Belum lagi sosial media adalah tempat unjuk kebolehan di mana orang-orang tidak akan memeprlihatkan hal buruk berupa kesedihan atau kesengsaraan yang tengah dihadapi. Sebaliknya, mereka akan menunjukan sesuatu yang menenjukan kebahagiaan dan kesenangan lainnya.
Mengenal Arti Bahasa Gaul FOMO, JOMO, FOBO, Yolo, dan Cara Penggunaannya
Nah, supaya nggak salah menggunakan istilah dari bahasa gaul itu, simak perbedaan arti FOMO, JOMO, FOBO, dan YOLO di bawah! Selain itu, ketahui juga cara penggunaannya yang tepat.
Baca juga: Artinya Instahusband: Kisah di Balik Foto Instagram Estetik Pasangan
Ubah Konten atau Topik yang Biasa Dilihat
Mengubah konten yang biasa kita konsumsi di media dapat membawa pengaruh besar. Sebab, konten-konten inilah sumber utama kita menginginkan sesuatu atau terjebak ke delam tren.
Itulah informasi seputar FOMO Adalah: Penyebab, Ciri-Ciri, dan Cara Mencegahnya. Semoga kita semua bisa terhindar dari fenomena ini dan lebih bijak lagi dalam menanggapi trend terkini. Meskipun FOMO mampu menyerang siapa aja, sindrom ini masih bisa kita kendalikan selama kita memiliki kontrol penuh terhadap diri sendiri dan paham betul tujuan hidup yang ingin dicapai.
Butuh pinjaman dana cepat untuk beragam kebutuhan finansial Anda? Ajukan pinjaman di BFI Finance saja! Beragam keperluan dapat kami bantu mulai dari modal usaha, dana pendidikan, investasi, gaya hidup, dan lain sebagainya.
Informasi lebih lanjut dapat Anda peroleh melalui laman web di bawah ini.
Informasi Pinjaman Jaminan BPKB Mobil
Pencairan dana hingga 85% dari nilai kendaraan dan tenor hingga 3 tahun.
Informasi Pinjaman Jaminan BPKB Motor
Pinjaman dana dengan proses cepat dan tenor maksimal hingga 18 bulan.
Informasi Pinjaman Jaminan Sertifikat Rumah
Bunga rendah mulai dari 0.9% dengan tenor panjang hingga 48 bulan.
Jangan lewatkan informasi menarik lainnya hanya di BFI Blog. Update setiap Senin-Jumat. Sampai ketemu lagi di artikel berikutnya!
Dibanding fokus pada kekurangan yang dimiliki, cobalah perhatikan apa yang telah kamu punya.
Kamu bisa mulai mengikuti akun orang-orang yang memberikan dampak positif pada kehidupan. Unfollow orang-orang yang cenderung sombong dan memberi dampak buruk kepada dirimu.
Sering kali orang menggunakan media sosial sebagai sebuah 'jurnal elektronik; untuk menyimpan apa yang sudah dilakukan atau dialami.
Namun, hal ini dapat membuat kamu berharap akan komentar orang lain terhadap pengalamanmu dan akhirnya jadi ketergantungan dengan komentar tersebut.
Cobalah untuk membuat jurnal pribadi tanpa memerlukan pengakuan publik yang sering didapat dari media sosial. Dengan melakukan hal ini, kamu dapat terbantu lepas dari FOMO.
Carilah Hubungan dengan Orang di Dunia Nyata
Sering kali kamu merasa kesepian dan mulai mencari hubungan dengan orang lain di media sosial. Hanya, menggunakan media sosial untuk mencari hubungan belum tentu dapat berdampak baik.
Itulah mengapa, untuk mengatasi FOMO, satu di antara caranya adalah mulai membangun hubungan dengan orang-orang di sekitar, seperti keluarga dan teman.
Fokus pada Rasa Syukur
Penelitian menunjukkan, bersyukur dapat meningkatkan semangatmu dan orang-orang di sekitar.
Walau terkesan sulit, kamu bisa mulai mencoba fokus pada nikmat yang sudah dimiliki daripada memikirkan kekurangan (yang dapat muncul akibat membandingkan diri dengan orang lain di media sosial).
Harus disadari, apa yang dilihat di media sosial belum tentu sesuai keadaan sebenarnya. Kamu tidak selalu tahu cerita sepenuhnya di balik gambar-gambar yang dilihat.
Disadur dari: Klikdokter.com (Published: 20/10/2022)
Yuk, baca artikel kesehatan mental lainnya dengan mengikuti tautan ini.
Mempengaruhi Hubungan Sosial Seseorang
Saat FOMO mulai menjangkit seseorang dan orang tersebut belum mampu mewujudkan keinginannya untuk mengikuti apa yang dianggap baik, orang tersebut cenderung mengasingkan diri dari orang lain.
Di lain sisi, orang-orang dengan sindrom FOMO juga punya kecenderungan untuk meremehkan selera orang yang berbeda dengan pandangan orang banyak. Lebih parahnya lagi, mereka yang memiliki FOMO akan merasakan sulit berkomunikasi secara nyata karena terlalu fokus dengan dunia maya.
Banyak Bersyukur dan Selalu Berpikir Positif
FOMO menyebabkan kiat berpikir yang tidak-tidak atau cenderung ke arah negatif. Oleh karenanya belajar lah untuk terus bersyukur atas apa yang kita punya dan berpikir positif. Setiap orang memiliki jalan hidupnya masing-masing, oleh karenanya kita tidak mungkin bisa sama persi dengan mereka atau apa yang kita lihat di sosial media.